Prospek bisnis properti masih sangat menjanjikan di 2012 dan bakal
booming pada 2014. Selain ekonomi yang membaik dan demand masyarakat
yang besar, kenaikan ini juga didukung oleh kenaikan properti dari
kredit bank yang disinyalir akan tumbuh 18-22%.
Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian
Simanungkalit memaparkan, bisnis perumahan dan townhouse di tengah kota
bakal bertumbuh 12%. Sedangkan bisnis ruko, rukan, dan apartemen di
lokasi strategis akan tumbuh 10-15%. Sementara, bisnis perkantoran dan
hotel tumbuh 10 -12%. Dan, bisnis mal dan trade center akan meningkat
5-7%.
Hal senada juga disampaikan Master Fengshui Suhu Benny yang ditemui
dalam acara Prospek Properti yang Menguntungkan Berdasarkan Fengshui.
Menurut dia, menurut Fengshui di 2012 bisnis properti akan semakin
berkembang. Apalagi ditambah dengan sumber daya manusia yang kredibel
dalam mengurus manajemen bisnis tersebut.
Ditambahkan, Fengshui sebagai salah satu perspektif yang telah
berumur ribuan tahun sesungguhnya memberikan maafaat yang banyak bagi
perkembangan kebudayaan manusia termasuk bisnis properti. Hal ini
berarti, tambahnya membuka peluang yang sangat besar untuk memperoleh
manfaat ekonomi dari hasil investasai property.
Ditempet terpisah, Mubyl Handaling, Presdir Multi Niaga Group (MNG)
kelompok perusahaan yang berbasis di Makassar, mengatakan bisnis
properti saat ini sedang memasuki masa keemasan dan diprediksi akan
berlanjut dalam beberapa tahun mendatang. Suku bunga dan ekspansi kredit
perbankan, sangat kondusif bagi bisnis properti. Karena itu, MNG
sedang menggarap sejumlah proyek perumahan dan beberapa rencana proyek
baru pada tahun depan, salah satu di antaranya proyek Multi Niaga
Building, Multi Samata Asri, yang rencana dimulai awal tahun depan.
Lupakan sejenak harga batubara yang jatuh. Abaikan dulu meredupnya daya
saing Indonesia, atau lepaskan kerisauan pada lemahnya daya serap pasar
Eropa dan Amerika Serikat.
Menarik melihat kondisi bisnis dalam negeri. Banyak bisnis yang cukup atraktif untuk digarap. Bisnis ritel, makanan, minuman, misalnya, tetap memesona. Begitu pula dengan bisnis logam mulia serta otomotif dan komponen otomotif. Semuanya berkibar seperti umbul-umbul dibelai angin.
Bisnis lain yang tidak kalah mengilapnya adalah properti, baik skala kecil maupun besar. Grup-grup besar lantas membangun proyek-proyek raksasa di DKI Jakarta dan sekitarnya. Geliat itu tampak pula di Bandung, Makassar, Medan, Surabaya, dan sekitarnya. Gencarnya pembangunan proyek baru itu sejalan dengan meningkatnya permintaan pasar. Grup Agung Podomoro, Ciputra, Alam Sutera, BSD, Summarecon seolah berlomba membangun superblok atau sentra hunian baru.
Adapun di Surabaya, Grup Pakuwon terus melakukan ekspansi karena kuatnya permintaan pasar. Plaza Tunjungan yang sudah mencapai tahap empat diperluas sehingga muncul Plaza Tunjungan tahap lima dan enam. Di atas atau di sisi mal itu dibangun gedung multifungsi 55 lantai dan 50 lantai. Bangunan itu akan menjadi gedung tertinggi dan kedua tertinggi di Surabaya.
Itu sekelumit gambaran bisnis skala besar. Untuk skala kecil, para pebisnis berinvestasi habis-habisan di properti. Para pengusaha muda membeli rumah atau apartemen yang baru diluncurkan. Mereka membeli pada penjualan perdana, lalu melepasnya ketika proyek berjalan 50 persen atau baru selesai. Keuntungan yang diperoleh antara 50 dan 200 persen.
Gambarannya begini. Ada investor membeli proyek baru dengan harga Rp 1,8 miliar per unit. Ketika proyek selesai dibangun, setahun atau dua tahun kemudian, harga rumah sudah meluncur ke angka Rp 3,2 miliar. Dalam tempo satu atau dua tahun, nilai rumah melonjak Rp 1,4 miliar. Bisa dibayangkan kalau seorang pengusaha kelas menengah membeli 20 ruko, betapa besar keuntungan yang ia peroleh.
Ada pula yang suka menyerbu ruko yang dibangun para pengembang besar. Serbuan itu dilakukan karena ruko kini sangat disukai. Kendati belum ada tanda-tanda dibangun, pembeli sudah membeludak. Mereka menyukai produk ini karena likuid. Harga ruko umumnya paling cepat menanjak, lebih cepat dibandingkan dengan harga rumah. Stok ruko paling cepat disambar pembeli. Sebagian di antara pembeli ruko ini adalah para investor yang hendak meraup laba besar.
Patut diketahui bahwa bisnis dengan langgam seperti ini bukan bisnis dengan masa depan gemilang. Akan tetapi, tunggu dulu, dalam kondisi sekarang siapa yang hirau dengan jangka panjang atau tidak? Banyak yang berpikir meraih laba secepat mungkin dalam persaingan bisnis yang ketat sekarang ini.
Keuntungan yang diperoleh dari bisnis ruko itu bisa dipakai sebagai modal awal bagi pengembang kecil. Pengembang seperti ini biasanya membeli sebidang tanah untuk membangun lima sampai 20 ruko. Lalu melompat lagi ke proyek lebih besar dan seterusnya sehingga ia bisa menjadi pengembang yang diperhitungkan dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang.
Menarik melihat kondisi bisnis dalam negeri. Banyak bisnis yang cukup atraktif untuk digarap. Bisnis ritel, makanan, minuman, misalnya, tetap memesona. Begitu pula dengan bisnis logam mulia serta otomotif dan komponen otomotif. Semuanya berkibar seperti umbul-umbul dibelai angin.
Bisnis lain yang tidak kalah mengilapnya adalah properti, baik skala kecil maupun besar. Grup-grup besar lantas membangun proyek-proyek raksasa di DKI Jakarta dan sekitarnya. Geliat itu tampak pula di Bandung, Makassar, Medan, Surabaya, dan sekitarnya. Gencarnya pembangunan proyek baru itu sejalan dengan meningkatnya permintaan pasar. Grup Agung Podomoro, Ciputra, Alam Sutera, BSD, Summarecon seolah berlomba membangun superblok atau sentra hunian baru.
Adapun di Surabaya, Grup Pakuwon terus melakukan ekspansi karena kuatnya permintaan pasar. Plaza Tunjungan yang sudah mencapai tahap empat diperluas sehingga muncul Plaza Tunjungan tahap lima dan enam. Di atas atau di sisi mal itu dibangun gedung multifungsi 55 lantai dan 50 lantai. Bangunan itu akan menjadi gedung tertinggi dan kedua tertinggi di Surabaya.
Itu sekelumit gambaran bisnis skala besar. Untuk skala kecil, para pebisnis berinvestasi habis-habisan di properti. Para pengusaha muda membeli rumah atau apartemen yang baru diluncurkan. Mereka membeli pada penjualan perdana, lalu melepasnya ketika proyek berjalan 50 persen atau baru selesai. Keuntungan yang diperoleh antara 50 dan 200 persen.
Gambarannya begini. Ada investor membeli proyek baru dengan harga Rp 1,8 miliar per unit. Ketika proyek selesai dibangun, setahun atau dua tahun kemudian, harga rumah sudah meluncur ke angka Rp 3,2 miliar. Dalam tempo satu atau dua tahun, nilai rumah melonjak Rp 1,4 miliar. Bisa dibayangkan kalau seorang pengusaha kelas menengah membeli 20 ruko, betapa besar keuntungan yang ia peroleh.
Ada pula yang suka menyerbu ruko yang dibangun para pengembang besar. Serbuan itu dilakukan karena ruko kini sangat disukai. Kendati belum ada tanda-tanda dibangun, pembeli sudah membeludak. Mereka menyukai produk ini karena likuid. Harga ruko umumnya paling cepat menanjak, lebih cepat dibandingkan dengan harga rumah. Stok ruko paling cepat disambar pembeli. Sebagian di antara pembeli ruko ini adalah para investor yang hendak meraup laba besar.
Patut diketahui bahwa bisnis dengan langgam seperti ini bukan bisnis dengan masa depan gemilang. Akan tetapi, tunggu dulu, dalam kondisi sekarang siapa yang hirau dengan jangka panjang atau tidak? Banyak yang berpikir meraih laba secepat mungkin dalam persaingan bisnis yang ketat sekarang ini.
Keuntungan yang diperoleh dari bisnis ruko itu bisa dipakai sebagai modal awal bagi pengembang kecil. Pengembang seperti ini biasanya membeli sebidang tanah untuk membangun lima sampai 20 ruko. Lalu melompat lagi ke proyek lebih besar dan seterusnya sehingga ia bisa menjadi pengembang yang diperhitungkan dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang.
Perkembangan bisnis properti atau rumah
saat ini sedang berkembang
pesat. Setiap hari selalu saja ada yang mencari rumah, tanah dan ruang
usaha baik yang disewa maupun yang dijual. Ini berarti peluang bisnis
dan peluang usaha properti atau rumah terbuka lebar untuk anda yang
ingin menghasilkan uang
lewat bisnis jual beli rumah. Bisnis jual beli rumah bisa menjadi
pilihan yang menarik untuk dilakukan. Selain tidak membutuhkan
modal,cukup mudah untuk dilakukan, tidak menyita waktu, tidak
membutuhkan tempat yang paling menarik adalah komisi yang cukup besar
menanti.
Target konsumen :
Target
konsumen kita adalah orang-orang yang ingin menjual rumah atau properti
mereka. Selain itu calon pembeli adalah juga calon konsumen kita.
Hal-hal Yang Dibutuhkan :
Tidaklah
dibutuhkan banyak hal untuk memulai bisnis ini. Memang akan lebih baik
jika kita mempunyai kemampuan untuk bernegosiasi dan mau bekerja keras.
Hampir semua orang dapat menekuni bisnis ini asalkan mempunyai kesabaran
dan keuletan.
Pertama, anda perlu mengetahui dimana anda dapat menemukan properti ini, dimana sumbernya sbb:
- Iklan Baris
- Memasang iklan (anda katakan bahwa anda adalah investor dengan dana unlimited)
- Agen properti (anda dapat menitipkan pesan kepada agent untuk memberitahu anda seandainya ada properti dengan : harga dibawah harga pasar, terdesak untuk menjual, dan ada return minimal 10%
- Menyisir 1 wilayah
- Teman dan kenalan
- Bank
- Pengadilan
- Klub investasi
- Profesional (notaris, badan pertanahan, pengacara, petugas pajak, dll)
Kedua,
yang kita lakukan adalah mencari iklan dikoran atau majalah yang
membahas tentang iklan rumah atau juga dapat dengan cara mendatangi
kantor real estate agent yang sekarang sudah banyak seperti Ray White,
Century 21 dll. Hal pertama yang anda harus cari adalah rumah yang ingin dijual dengan ciri2 tertentu seperti:
- Dijual senilai NJOP (biasanya lebih rendah dari harga jual)
- Dijual Segera/Cepat
- Membutuhkan Uang/Dana
- Mau dilelang
- Properti usang (seringkali harganya murah)
Keuntungan
dari properti dengan “kondisi istimewa” seperti ini akan memungkinkan
kita untuk melakukan negosiasi yang lebih mudah dengan si-pemilk
properti. Bila kita telah bertemu dengan pemilk properti maka kita dapat
melakukan penawaran dengan harga yang lebih “mahal” dari yang diminta.
Agak aneh? Memang dan itu disengaja! Mengapa? Karena dengan “menaikkan”
harga dari yang diminta sipenjual maka kita dapat “meminta” sesuatu
dari sipemilik properti. Misalnya kita minta waktu perpanjangan misalnya
3 bulan atau 6 bulan kemudian baru kita bayar (Sedapat mungkin
dilengkapi dengan semacam surat perjanjian antara anda dan sipenjual) .
Setelah
anda mendapatkan dokumen persetujuan itu maka kita bisa mulai mencari
pembeli sehingga anda tidak perlu mengeluarkan uang atau modal sendiri.
Dengan tenggang waktu 3 – 6 bulan tersebut maka anda mempunyai cukup
waktu untuk mencari pembeli.
Untuk
lebih menarik si pemilik untuk tetap hanya “terikat” kepada anda maka
dapat anda tambahkan dalam perjanjian bahwa anda juga akan “membagi”
komisi yang anda terima sebesar 20 – 30 %. Lho kok besar benar? Kenapa
tidak, toh anda tidak mengeluarkan modal apapun.
Kendala :
Mungkin mencari pembeli dan pemeriksaan dokumen properti adalah hal yang paling sulit.
Tips bisnis jual beli rumah atau properti :
Untuk
dokumen properti anda dapat bekerja sama dengan orang yang berkompeten
dengan hal ini. Untuk pemasaran dapat anda sebarkan lewat kenalan anda
untuk itu anda perlu mempunyai daftar nama yang selalu di tambah atau
dengan menggunakan Internet.
Alangkah
baiknya jika anda juga membuat kartu nama yang dapat kita bagikan pada
saat menawarkan properti yang anda jual untuk membantu bila orang
tersebut ingin menghubungi anda.
Anda tertarik dan ingin memanfaatkan peluang usaha dan bisnis jual beli rumah atau properti ini?
Pasar properti di Indonesia terus berkembang dalam beberapa tahun
terakhir. Tak heran, jika perusahaan pengembang properti atau developer
terus membangun rumah atau gedung untuk memenuhi permintaan properti
yang terus meningkat.
Peluang bisnis properti yang menjanjikan ini mendorong pengembang
properti asal Malang, Detail Architecture Group menawarkan waralaba
pembangunan perumahan. Perusahaan ini menawarkan sistem, pemasaran, dan
manajemen usaha properti. Sedangkan terwaralaba harus memiliki lahan dan
dana.
Berdiri tahun 2007, DetailArchitecture Group telah menjadi konsultan Property Perumahan sebanyak 5 lokasi
perumahan di daerah Malang,Tuban,Surabaya. Pada pertengahan tahun ini, DetailArchitecture Group
resmi menawarkan waralaba properti.
Faisal Bahar ST., Franchise Recruitment DetailArchitecture Group bilang,
perusahaannya berkonsentrasi dalam penyediaan rumah dengan konsep town
house. Saat ini, DetailArchitecture Group telah miliki satu mitra di Malang.
"Sistem waralaba kami cukup menjanjikan," ujarnya.
DetailArchitecture Group menawarkan dua konsep investasi waralaba. Pertama,
konsep Minimalis side dengan franchise fee Rp 150 juta dengan masa
kerja tiga tahun. Mitra akan mendapatkan dukungan dari pusat dalam
pengurusan izin tanah, survei lokasi, desain rumah, tukang, promosi,
training, dan marketing. "Mitra tinggal siapkan uang untuk tanah dan cashflow open area side,"
ujarnya.
Luas tanah yang dibutuhkan minimal 350 meter persegi untuk membangun
tiga rumah. Model rumah dibuat dua tingkat dengan ukuran bangunan 120
meter persegi dan tanah 116 meter persegi
Untuk keperluan pembangunan rumah, mitra harus menyiapkan biaya lagi
sebesaar Rp 550 juta. Harga rumahnya sendiri dibanderol Rp 600 juta -
Rp 800 juta per unit. Lamanya pembangunan tiga rumah itu enam bulan.
Setelah proyek pertama selesai, mitra harus mencari lokasi lain dan
membangun rumah dengan jumlah sama dan tipe yang sama. "Selama masa
franchise, mitra harus membuka enam lokasi," kata Faisal.
Estimasi omzet per enam bulan sebesar Rp 2,1 miliar. Dengan asumsi,
semua rumah sudah jadi dan terjual. Mitra diharapkan balik modal dalam
waktu 16 bulan.
Kedua, paket City Tomorrow. Biaya franchise fee sebesar Rp 400 juta
dengan masa kerja sama lima tahun. Fasilitas untuk mitra sama dengan
paket sebelumnya. Dalam paket ini, mitra harus menyediakan modal awal Rp
1,235 miliar untuk pembangunan.
Biaya pembangunannya lebih besar karena setiap lokasi harus membangun
minimal 14 unit rumah. Adapun total lokasi dalam paket ini ditargetkan
mencapai sembilan tempat. Luas lahan di tiap lokasi minimal 2.500 meter
persegi untuk. Diharapkan lokasinya di dalam lingkar kota.
Tipe rumah antara 120 meter persegi - 150 meter persegi dengan luas
tanah antara 100 meter persegi - 120 meter persegi. Adapan harga jual
rumah mulaai Rp 800 juta - Rp 1 miliar per unit. Masa pembangunan per
lokasi enam bulan, dengan estimasi omzet per lokasi sebesar Rp 11,2
miliar per enam bulan. Mitra diperkirakan balik modal sekitar 19 bulan.
Untuk kedua tipe ini, estimasi laba bersih sekitar 20% dari omzet.
DetailArchitecture Group juga memungut royalty fee 5%, dan biaya promosi
bersama 2%
dari omzet.
terwaralaba mendapat kemudahan menjadi pengembang
karena keperluan perizinan dan marketing dibantu oleh pewaralaba.
DetailArchitecture Group
Rendy Mahendra
Jl.Rasuna Said BLOK 2 , Kawasan Kuningan
Jakarta - Indonesia